
Ditulis pada
oleh
Sebuah perjalanan mengerikan menuju kekacauan dan kehancuran.
💥 Tidak ada pelarian, tidak ada kelegaan—hanya emosi mentah.
🌀 Sebuah pusaran sonik menuju kehancuran diri.
🎸 Gitar terdistorsi, drum menggelegar, dan intensitas yang mencekik.
💀 “I wanna get drowned in the water that you filled” – Merangkul kehancuran.
💨 “The world is noxious, unconsciously choked ourselves to death” – Sebuah kehancuran bersama.
🗡️ “It’s a self-destruction” – Mantra menuju kehancuran yang tak terhindarkan.
⚡ Verse yang mendesak – Drum menggelegar & gitar tajam menciptakan kepanikan.
💀 Chorus yang mencekik – Dinding suara yang menghantam tanpa ampun.
🔥 Bridge eksplosif – Klimaks kekacauan sebelum kehancuran total.
🌊 Tanpa resolusi – Hanya siklus tanpa akhir yang semakin menyesakkan.
🎛 Distorsi berlapis – Instrumen tebal dan mentah menciptakan atmosfer yang menekan.
🔁 Lirik repetitif – Menguatkan rasa kehancuran yang tak terhindarkan.
📈 Peningkatan intensitas tanpa henti – Tidak ada jeda, hanya eskalasi.
💥 Mixing kacau – Vokal dan instrumen melebur menjadi satu, mempertegas rasa tenggelam.
🖤 Bukan sekadar lagu—ini adalah pengalaman.
🎧 Milledenials menjebakmu dalam beban kehancuran diri.
🔥 Rasakan. Tersesatlah di dalamnya. Biarkan ia menghabisimu.
Rilisan terbaru Milledenials, “Self Destruct & Scott Emotion”, adalah perjalanan mengerikan ke dalam kehancuran emosional, menyalurkan kekacauan dari kehancuran diri melalui lanskap suara yang tanpa ampun.
Lagu ini tidak menawarkan katarsis yang mudah, melainkan menyeret pendengar ke dalam pusaran sesak penuh penderitaan dan gejolak batin.
Lirik “Self Destruct & Scott Emotion” melukiskan gambaran suram tentang perjuangan batin, dengan bait-bait yang menciptakan sensasi tenggelam dalam kecenderungan merusak diri sendiri.
Lagu ini dibuka dengan gambaran yang begitu nyata—“I wanna get drowned in the water that you filled”—menunjukkan adanya pengaruh eksternal yang berkontribusi terhadap kehancuran sang protagonis, namun tetap mereka terima dengan pasrah. Ada nuansa kehilangan identitas, menjadi sosok yang bahkan tak lagi dikenali oleh diri sendiri.
Refrain lagu semakin menegaskan perasaan sesak ini dengan keluhannya yang berulang—
“The world is noxious, unconsciously choked ourselves to death”
—mengubah kehancuran diri menjadi pengalaman kolektif yang tak terhindarkan. Pengulangan ini memperkuat kesan bahwa keadaan ini mustahil dihindari, seolah-olah tindakan penghancuran diri adalah satu-satunya hal yang membuat keberadaan terasa nyata.
Bagian bridge semakin memperkuat tema ini dengan lantunan yang menyerupai mantra—“It’s a self-destruction”—sebagai pengingat bahwa siklus penderitaan ini hampir mustahil untuk diputus.
Atmosfer lagu yang menyesakkan dibangun dari lapisan instrumen yang terdistorsi serta struktur yang mencerminkan tema kehancuran dan keputusasaan.
Verse membawa energi yang mendesak, hampir panik, dengan dentuman drum yang terus menghantam dan gitar tajam yang memacu momentum. Ada kesan mentah dan tidak dipoles dalam mixing-nya, membuat setiap nada terasa seperti hantaman, bukan alunan yang halus.
Chorus awalnya memberikan sedikit ruang bernapas dengan gema samar dan instrumen yang terdengar terpecah-pecah, sebelum akhirnya meledak menjadi tembok suara yang mencekik, membuat pengulangan lirik “The world is noxious” semakin terasa menekan.
Ketika intensitasnya meningkat, chorus terakhir mengalir tanpa hambatan ke bridge—klimaks sesungguhnya dari lagu ini—di mana melodi yang terdistorsi, vokal yang terpecah, dan dentuman perkusi tanpa henti membawa semuanya ke titik puncak sebelum akhirnya runtuh dalam kekacauan di momen terakhirnya.
Struktur ini semakin memperkuat tema lagu—tidak ada resolusi nyata, hanya dorongan dan tarikan konstan antara kehancuran dan upaya sia-sia untuk melarikan diri. “Self Destruct & Scott Emotion” tidak hanya mengandalkan volume, tetapi juga bobot emosional yang membuatnya menjadi pengalaman sonik yang tanpa ampun.
“Self Destruct & Scott Emotion” bukan lagu yang mudah dicerna—ini adalah trek yang harus dirasakan, bukan sekadar didengar.
Milledenials menghadirkan perwujudan sonik dari kehancuran diri, membenamkan pendengar dalam bobot emosional liriknya melalui tembok suara yang tak kenal ampun.
Ini bukan sekadar lagu yang mengeksplorasi penderitaan; ini adalah pengalaman yang menjebakmu di dalamnya, membuat kesannya tetap membekas lama setelah nada terakhir menghilang.
Bagi yang ingin menyaksikan langsung intensitas lagu ini, video musiknya tersedia di YouTube.
Temukan kurasi lagu alternative terbaru di whisp.fm
[Verse]
I wanna get drowned
In the water that you filled
Watched myself getting destructed
Until we’re not knowing ourselves
It’s a cruel world, so you left me bleeding
[Chorus]
The world is noxious
Unconsciously choked ourselves to death
Do we have to live this way?
Intentionally hurt ourselves to be felt
The world is noxious
Unconsciously choked ourselves to death
Do we have to live this way?
Intentionally hurt ourselves to be fеlt
The world is noxious
Unconsciously choked ourselvеs to death
Do we have to live this way?
Intentionally hurt ourselves to be felt
[Bridge]
It’s a self destruction (Pull me out of the motion)
It’s a self destruction (Searching healthy motion)
It’s a self destruction (Pull me out of the motion)
It’s a self destruction (Searching healthy motion)
All rights reserved
Tinggalkan Balasan