
Ditulis pada
oleh
Refleksi penuh jiwa tentang kelelahan dan kerinduan.
🚐 Ditulis dalam kesendirian di atas bus tur – Menangkap beban emosional perjalanan tur.
💭 Kerinduan melintasi jarak – “Every hour of the day, I wonder what you’re doing so far…”
⏳ Zona waktu menjadi kabur – Cinta tetap konstan meski terpisah jarak.
❤️ “You can have all my time too.”
🌙 Sebuah pengabdian yang melampaui pemisahan fisik – Tetap terhubung secara emosional meski terpisah.
💬 Sebuah perasaan universal – Cinta bertahan meski terpisah.
🎶 Menenangkan dan melankolis – Kehangatan akustik dan vokal penuh perasaan di inti lagu.
🎸 Suara gitar lembut – Menciptakan suasana yang sangat intim.
🌌 Produksi minimalis – Memberi ruang bagi lirik dan melodi untuk bersinar.
✔ Kehangatan akustik – Tekstur gitar lembut yang menambah kedalaman.
✔ Penyampaian vokal penuh perasaan – Suara Oladokun memadukan kelembutan dengan emosi yang mentah.
✔ Suasana dreamy – Reverb atmosferik menambahkan sentuhan penuh kerinduan.
💌 Sebuah lagu yang beresonansi dengan siapa saja yang pernah merasakan jarak dalam cinta.
🌍 Sebuah pengingat bahwa cinta tetap konstan, meskipun melintasi zona waktu.
🎶 Semua yang kita butuhkan untuk bertahan adalah cinta.
💬 Siapa yang kamu kirimi seluruh waktumu, tak peduli jaraknya? Beri tahu kami!
Joy Oladokun telah membangun reputasi sebagai pencipta lagu-lagu yang sangat pribadi dan menyentuh secara emosional. Lagu terbaru Oladokun, “All My Time”, adalah meditasi yang tulus tentang cinta, jarak, dan kerinduan yang selalu ada untuk tetap terhubung meskipun terpisah oleh jarak ribuan mil.
Ditulis selama momen sepi di sebuah festival di Meksiko, lagu ini menangkap berat emosional dari kehidupan tur dan perhitungan mental konstan tentang zona waktu, mengingatkan kita bagaimana cinta bertahan meski dalam perpisahan.
Oladokun telah menghabiskan beberapa tahun terakhir bepergian secara ekstensif, tampil di seluruh dunia sambil menjaga hubungan dengan orang-orang di rumah. “All My Time” adalah produk dari kenyataan ini, yang ditulis dalam kesendirian bus tur saat dia mencoba menentukan kapan bisa menghubungi orang yang dia cintai.
Gerakan bus tur, yang selalu bergerak namun tak pernah benar-benar sampai, mencerminkan keadaan emosional yang digambarkan dalam lagu. Ini adalah refleksi tentang pengorbanan yang datang dengan mengejar impian, di mana zona waktu kabur dan koneksi menjadi sesuatu yang harus dikejar melintasi mil. Refrein merangkum perasaan ini:
“Every hour of the day, I wonder what you’re doing so far / Even when we’re miles away, my watch is set to wherever you are / Oh my mind’s always on you / You can have all my time too.”
Alih-alih membiarkan jarak menciptakan pemisahan, narator menjembatani dengan tetap hadir secara emosional, meskipun terpisah fisik. Lagu ini mengubah kerinduan menjadi pengabdian, membuktikan bahwa cinta bisa bertahan meskipun ada pengorbanan dalam hidup yang bergerak.
Secara musikal, “All My Time” adalah lagu yang menenangkan dan melankolis, dibangun di atas tekstur akustik yang hangat dan vokal Oladokun yang kaya dan emosional.
Produksi lagu terasa intim, seolah-olah pendengar sedang menguping momen yang sangat pribadi. Instrumen lembut dalam lagu ini meningkatkan suasana reflektif, memungkinkan lirik menjadi pusat perhatian dan membangkitkan perasaan nostalgia serta kerinduan.
“All My Time” adalah surat cinta yang dibungkus dalam melodi, didedikasikan untuk orang-orang yang tetap ada di hati kita meskipun mereka fisik terpisah.
Oladokun dengan mahir menangkap perasaan universal tentang merindukan seseorang, membuat lagu ini terasa menyentuh bagi siapa saja yang pernah merasakan jarak dalam cinta atau persahabatan. Ini adalah pengingat bahwa meskipun melintasi zona waktu dan mil, cinta tetap konstan—dan kadang, itu yang kita butuhkan untuk bertahan.
Dengarkan lagunya, telah tersedia di Youtube.
Lirik belum tersedia
All rights reserved
Tinggalkan Balasan