
Ditulis pada
oleh
Sebuah perjalanan katarsis menuju transformasi, harga diri, dan kebebasan.
🎧 Riff yang menghancurkan. Emosi yang meledak-ledak. Pertarungan menuju pembaruan.
💀 “Waiting” adalah anthem bagi mereka yang bergulat dengan masa lalu.
💢 Liriknya menggali siklus penyesalan, kehilangan identitas, dan transformasi.
🎙️ “Apologies / I’m left without an option / I’m not willing to be back where I belong.”
⏳ Terperangkap dalam stagnasi, satu-satunya jalan ke depan adalah dengan perlawanan.
⚰️ Tema paling menghantui dari lagu ini? Melepaskan diri dari masa lalu.
🎶 “Just the scene of a murder / The end of a life / The one I was made for / In death I will reform.”
🔥 Kehancuran membawa pembaruan—kadang, kita harus terbakar untuk bisa membangun kembali.
🎸 “Waiting” menggabungkan kebrutalan dan melodi, mencerminkan peperangan batin.
✅ Breakdown eksplosif – Amarah yang dilepaskan dalam suara.
✅ Melodi haunting – Menggema dalam beratnya perjuangan emosional.
✅ Perubahan dinamis – Perpaduan antara keheningan mencekam dan intensitas yang menghancurkan.
✅ Vokal penuh tenaga – Perpaduan antara teriakan mentah dan chorus yang melambung tinggi = katarsis murni.
⚡ Titik didih lagu ini:
🎙️ “Already at the edge and I’m losing control of my decline / I’m waiting, still waiting.”
💢 Consciously jaded. Intentionally hated. Sebuah penolakan untuk tetap pasif.
💥 “Waiting” adalah lagu bagi siapa saja yang berjuang melepaskan diri dari masa lalu.
🔥 Sebuah pengingat bahwa transformasi datang melalui api dan amarah.
💬 Apakah lagu ini terasa relate? Bagikan pendapatmu di bawah!
Lagu terbaru Bury Tomorrow, “Waiting” adalah eksplorasi mendalam tentang pergulatan batin, harga diri, dan kebutuhan mendesak untuk berubah.
Dengan perpaduan instrumen yang eksplosif dan lirik yang sarat emosi, lagu ini menggambarkan beban stagnasi serta amarah yang meledak dalam usaha untuk membebaskan diri.
Dengan agresi yang mentah dan kedalaman introspektif, “Waiting” mengukuhkan dirinya sebagai anthem bagi mereka yang berjuang melawan masa lalu dan mencari pembaruan diri.
Vokalis Dani Winter-Bates menggambarkan “Waiting” sebagai lagu tentang bangkit dari keterpurukan, menyatakan bahwa lagu ini mengeksplorasi “rasa melewati api untuk akhirnya muncul di sisi lain.” Ia lebih lanjut menjelaskan bahwa liriknya menggambarkan
“titik terendah dalam hidup kita, di mana segala sesuatu berpusat pada diri sendiri dan penderitaan kita, entah itu kehilangan, kebencian terhadap diri sendiri, atau pengalaman buruk.”
“Waiting” adalah lagu yang intens dan penuh emosi, menyelami tema perjuangan eksistensial, harga diri, dan transformasi. Liriknya menggambarkan seseorang yang berusaha memahami identitasnya, terjebak dalam siklus penyesalan, dan mencari makna di luar penderitaan.
Dari baris pertama, “Waiting” langsung menetapkan nuansa refleksi eksistensial dan gejolak emosi:
“Apologies / I’m left without an option / I’m not willing to be back where I belong.”
Di sini, sang protagonis menolak untuk kembali ke tempat yang penuh rasa sakit dan keterbatasan. Ada perasaan dipaksa ke dalam siklus penyesalan dan frustrasi, dengan satu-satunya pilihan adalah melawan. Frasa “trip around the sun” menggambarkan berlalunya waktu, menekankan perjuangan berulang untuk menemukan makna.
Salah satu tema lirik paling mencolok dalam “Waiting” adalah motif kematian dan kelahiran kembali, yang digunakan sebagai metafora untuk melepaskan identitas lama:
“Just the scene of a murder / The end of a life / The one I was made for / In death I will reform.”
Ini menunjukkan bahwa sang protagonis melihat eksistensi sebelumnya sebagai sesuatu yang memang harus dihancurkan—baik karena kesalahan masa lalu, pengaruh toksik, atau kebencian terhadap diri sendiri. Gagasan “reforming in death” menyoroti transformasi, menegaskan tema utama lagu ini: katarsis melalui kehancuran.
Instrumen dalam “Waiting” mencerminkan kedalaman emosionalnya. Lagu ini menggabungkan breakdown yang menghancurkan dengan melodi yang membubung tinggi, menciptakan efek tarik-ulur yang dinamis, mencerminkan pertarungan batin sang protagonis.
Verse-nya membangun ketegangan dengan agresi yang tertahan, sementara chorus meledak dengan keputusasaan yang antemik:
“The proof I can’t stand / A lifetime lived in past memory / The loose grip of your hand / Is all I needed to give up on waiting.”
Di sini, liriknya memperkuat gagasan tentang pelepasan diri. Frasa “past memory” menggambarkan seseorang yang terjebak dalam luka lama, sementara “the loose grip of your hand” mengisyaratkan hubungan yang memudar, yang pada akhirnya justru membantunya untuk bergerak maju.
Lagu ini mencapai klimaksnya dalam bagian bridge dan breakdown:
“Already at the edge and I’m losing control of my decline / I’m waiting, still waiting.”
Momen ini merangkum ketegangan utama lagu—perasaan terjebak dalam siklus penghancuran diri sambil merindukan perubahan. Frasa yang diulang, “Consciously jaded, intentionally hated”, menunjukkan kesadaran diri, di mana sang protagonis memahami kepahitan yang ia rasakan, tetapi menolak untuk tetap pasif.
“Waiting” menyampaikan pesan yang kuat—terkadang, untuk bebas, kita harus merangkul kekacauan, melepaskan apa yang menahan kita, dan menemukan kekuatan untuk mendefinisikan diri kembali.
Bagi siapa pun yang pernah merasa terjebak dalam siklus rasa sakit, penyesalan, atau stagnasi emosional, “Waiting” menawarkan pelepasan katarsis dan pengingat bahwa transformasi selalu mungkin terjadi—meskipun harus ditempuh melalui api dan amarah.
Lagu ini juga hadir dengan video musiknya, bagi yang ingin menonton bisa langsung cek di YouTube.
[Verse]
Yeah!
Apologies
I’m left without an option
I’m not willing to be back where I belong
A given chance with a trip around the sun
Yet another misconception
[Bridge]
Let me feel something
Let me know I’ve been
More than just a sin
More than
[Verse]
Just the scene of a murder
The end of a life
The one I was made for
In death I will reform
A last time
[Breakdown]
Rage intoxicating
Embodied hatred
So fucking afraid
To exist unchanging
Reanimating the sacred
[Pre-Chorus]
Let mе feel something
Let me know I’vе been
More than just a sin
More than
[Chorus]
The proof I can’t stand
A lifetime lived in past memory
The loose grip of your hand
Is all I needed to give up on waiting
[Post-Chorus]
Ah!
Oh-oh!
[Bridge]
Already at the edge and I’m
Losing control of my decline
I’m waiting
Still waiting
You’ve done it now
I have come unbound
I see destruction in the foreground
(Consciously jaded, intentionally hated)
Built to defy
Well so am I
Once deified
Now crucified
(Consciously jaded, intentionally hated)
Consumed by the lie
[Chorus]
The proof I can’t stand
A lifetime lived in past memory
The loose grip of your hand
Is all I needed to give up on waiting
[Post-Chorus]
Let me feel something
Let me know I’ve been
More than just a sin
More than that that to anyone
[Bridge]
Let me feel something
Let me know I’ve been
More than just a sin
More than
[Verse]
The proof I can’t stand
A lifetime lived in past memories
The loose grip of your hand
Is all I needed to give up on waiting
[Outro]
Just the scene of a murder
The end of a life
(I never knew it though)
The one I was made for
In death I will reform
A last time
All rights reserved
Tinggalkan Balasan