Trio pop retro Indonesia, Wijaya 80, resmi merilis EP debut mereka, Perjumpaan, pada 14 Februari 2025. Grup yang terdiri dari Ardhito Pramono, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe ini bertujuan menghidupkan kembali kejayaan musik era 1980-an dengan sentuhan segar dan modern.
EP ini berisi enam lagu, termasuk single yang telah dirilis sebelumnya seperti Terakhir Kali, Seharusnya Aku, dan Pemain Lama. Terakhir Kali, yang dirilis pada Desember 2024, telah mengumpulkan lebih dari 11 juta streaming, sementara Seharusnya Aku dan Pemain Lama masing-masing mencapai 2,3 juta dan 1,1 juta streaming. Angka streaming yang kuat ini menunjukkan semakin besarnya daya tarik musik nostalgic namun tetap modern dari Wijaya 80.
Judul Perjumpaan, yang berarti “Encounter” atau “Pertemuan,” mencerminkan tema cinta, hubungan, dan momen-momen penting yang membentuk kisah personal seseorang. Menurut Erikson Jayanto, “Kami menamai album ini Perjumpaan karena setiap kisah bermakna—baik yang penuh kebahagiaan maupun kesedihan—berawal dari sebuah pertemuan.”
Menghidupkan Kejayaan Musik 80-an: Visi dan Inspirasi Wijaya 80

Dalam sebuah wawancara dengan Kumparan, Ardhito Pramono mengungkapkan bahwa Wijaya 80 secara sengaja memilih untuk mengusung nuansa musik 80-an. Selain Terakhir Kali, sentuhan khas era 80-an juga terasa dalam Seharusnya Aku dan Pemain Lama. Ardhito, Erikson Jayanto, dan Hezky Joe sepakat untuk menghidupkan kembali era keemasan musik dan memperkenalkannya kembali melalui Wijaya 80.
“Musik selalu berputar dalam siklus. Suara khas 80-an pasti akan kembali. Dan dari nama Wijaya sendiri, yang berarti kejayaan, itu merepresentasikan kejayaan era 80-an,” ujar Ardhito.
“Menurut kami, era keemasan musik 80-an itu benar-benar luar biasa. Musiknya begitu beragam—ada pop kreatif, pop Indonesia, pop bossanova—begitu kaya akan warna,” tambahnya.
Suara yang Abadi: Perpaduan Nostalgia dan Sentuhan Modern
Secara musikal, Perjumpaan membawa pendengar dalam perjalanan melintasi waktu, merangkul unsur romantis dan melankolis khas 1980-an, namun tetap relevan dengan selera pendengar masa kini. EP ini menggabungkan instrumen vintage dengan storytelling yang menyentuh, menawarkan nuansa nostalgia yang dihadirkan kembali untuk generasi modern.
Dengan melodi yang emosional dan lirik yang menggugah, Perjumpaan siap memperkokoh posisi Wijaya 80 di industri musik Indonesia. Para penggemar kini dapat menikmati EP ini di berbagai platform digital utama, menghadirkan kembali keajaiban pop era 80-an kepada pendengar baru.
Tinggalkan Balasan