Lagu “OK, But This Is the Last Time” dari The Offspring dalam album Supercharged (2024) mengeksplorasi pola hubungan berulang serta konflik batin antara keinginan dan pengendalian diri.
Frontman Dexter Holland mengungkapkan bahwa meskipun lagu ini terdengar seperti membahas hubungan romantis, inspirasi sebenarnya berasal dari pengalamannya sebagai orang tua, menggambarkan tantangan dalam menetapkan batasan dan kecenderungan untuk mengalah pada permintaan orang terkasih.
Mengingatkan pada hit lama The Offspring, “Self Esteem”
Secara musikal, lagu ini membawa energi punk rock khas The Offspring dengan tempo cepat dan riff gitar yang adiktif. Vokal yang penuh kelelahan namun tetap bernada main-main menggambarkan frustrasi akibat terus terjebak dalam pola yang sama, sementara ketukan drum yang dinamis menjaga atmosfer lagu tetap berenergi tinggi.
Kritikus mencatat kesamaan antara lagu ini dan hit lama The Offspring, “Self Esteem”, karena keduanya membahas tema kerentanan dan kecenderungan untuk berkompromi dalam hubungan. Gitaris Noodles menyebut bahwa karakter dalam “OK, But This Is the Last Time” adalah versi dewasa dari tokoh dalam “Self Esteem”—lebih sadar akan situasi, tetapi tetap terjebak dalam siklus yang sama.
Lagu yang menandai perkembangan tematik bagi The Offspring
Dengan “OK, But This Is the Last Time”, The Offspring menyajikan kombinasi antara energi punk klasik dan lirik introspektif, menawarkan perspektif segar tentang tantangan dalam melepaskan kebiasaan lama. Lagu ini menjadi salah satu sorotan dalam Supercharged, membuktikan bahwa mereka mampu berevolusi secara tematis tanpa kehilangan identitas musikalnya.
Lagu ini tersedia di berbagai platform streaming, dan video lirik resminya dapat ditonton di YouTube.
Tinggalkan Balasan