No summary available.
RAN – “Kapan?”: Lagu yang Menggema dengan Pertanyaan yang Selalu Kita Dengar
Single terbaru RAN, “Kapan?”, hadir di momen yang begitu relevan. Di Indonesia, pertanyaan tentang kapan menikah menjadi topik yang tak terhindarkan, terutama saat kumpul keluarga seperti Lebaran. Lagu ini dengan jenaka namun tulus menangkap keingintahuan yang terus menerus dihadapi banyak orang dewasa muda, menjadikannya sangat mudah untuk dipahami dan dihubungkan.
Lirik “Kapan?” berpusat pada tekanan sosial yang akrab—pertanyaan tanpa henti tentang kapan seseorang akan melangkah ke fase hidup berikutnya, terutama pernikahan. Baris seperti “Bosan aku mendengar pertanyaan yang sama” mencerminkan kejenuhan sang protagonis terhadap pertanyaan yang berulang-ulang.
Namun, alih-alih merespons dengan perlawanan, lagu ini justru menekankan keyakinan diri, mengingatkan bahwa pernikahan harus terjadi “setepatnya, bukan secepatnya”.
Bagian bridge semakin menyoroti ekspektasi sosial, dengan lirik yang menyerupai kalimat-kalimat akrab seperti “Mama ingin cucu, jangan tunggu Papa” dan “Dimakan usia, jadi bergegaslah”. Pilihan kata-kata ini dengan sempurna menangkap tekanan yang sering dirasakan banyak orang, menjadikan “Kapan?” sebagai respons yang ringan namun bermakna terhadap norma sosial tersebut.
Secara musikal, “Kapan?” hadir dengan melodi yang mudah melekat di telinga, bukan untuk menciptakan suasana ceria, tetapi lebih kepada memberikan rasa penerimaan. Dentuman perkusi secara halus mencerminkan tekanan sosial yang berulang—layaknya ritual musiman yang tak berubah, menghadirkan nuansa yang mengingatkan pada suasana perayaan.
Meskipun aransemennya terasa santai, nuansa lagunya lebih condong pada pencarian ketenangan diri dibandingkan kebahagiaan murni. Elemen ritmis dalam lagu ini memperkuat kesan pertanyaan yang terus berulang, menegaskan bahwa menghadapi pertanyaan kapan? adalah sesuatu yang tak terelakkan.
Dengan “Kapan?”, RAN berhasil menciptakan lagu yang terasa universal. Lagu ini mengingatkan bahwa meskipun tekanan sosial akan selalu ada, keputusan terbaik tetap datang dari dalam diri. Perpaduan antara humor, keterkaitan, dan refleksi menjadikannya sebuah rilisan yang menonjol—menangkap pengalaman yang dialami banyak orang sembari mendorong kepercayaan diri dalam menjalani hidup sesuai ritme masing-masing.
Bagi yang ingin mendengarkan Kapan?, video musik resminya sudah tersedia di YouTube.
Temukan kurasi lagu pop terbaik dan rilisan terbaru pilihan, hanya di whisp.fm
[Verse 1: Nino]
Lelah hati ini menghadapi tanya
(Kapan? Kapan?)
Kapan kau beranjak ke jenjang berikutnya?
(Kapan? Kapan?)
[Pre-Chorus: Rayi]
Bosan aku mendengar pertanyaan yang sama
Di mana pun aku berada
Tiada habisnya
[Chorus]
Sudahlah, jangan tanya-tanya lagi (Kapan? Kapan?)
Menikah itu setepatnya bukan secepatnya
Tak apa bila belum waktunya
(Kapan? Kapan?)
[Verse 2: Rayi]
Oh, biar hati ini tentukan lini masa
(Kapan? Kapan?)
Bukankah semua indah pada waktunya?
(Kapan? Kapan?)
[Pre-Chorus: Nino]
Bosan aku mendengar pertanyaan yang sama
Di mana pun aku berada
Tiada habisnya
[Chorus]
Oh sudahlah (Sudahlah), jangan tanya-tanya lagi (Jangan tanya lagi)
Tenanglah (Tenanglah), menikah itu setepatnya bukan secepatnya
Tak apa (Takkan apa-apa) bila belum waktunya
[Bridge]
(Kapan kau beranjak ke jenjang berikutnya?)
(Mama ingin cucu, jangan tunggu Papa)
(Dimakan usia, jadi bergegaslah)
(Tunggu apa lagi? Kapan? Kapan?)
[Pre-Chorus: Rayi]
Bosan aku mendengar pertanyaan yang sama
Di mana pun aku berada
Tiada habisnya
[Chorus]
Sudahlah (Sudahlah), jangan tanya-tanya lagi (Jangan tanya-tanya lagi)
Tenanglah (Tenanglah), mеnikah itu setepatnya bukan secеpatnya
Oh sudahlah, jangan tanya-tanya lagi (Jangan tanya-tanya, jangan tanya lagi)
Tenanglah, menikah itu setepatnya bukan secepatnya
Tak mengapa bila belum waktunya
[Outro: Nino]
(Kapan? Kapan?)
Jangan tanya-tanya lagi
(Kapan? Kapan?)
All rights reserved
Tinggalkan Balasan