Sosoknya begitu menonjol ketika dia sedang memimpin fraksi vokal dari band penganut pop punk asal kota Malang, Write The Future. Entah ketika dia berteriak sekuat tenaga dari tenggorokan untuk menyanyikan bait berisi proklamasi diri, “I don’t need to be fences you admire” atau ketika dia bersama dengan kekasihnya, Aulia Anggia mengorkestrasi sebuah musik manis dalam semangat indie punk, Dandy Gilang selalu terdengar all out dan tak main-main untuk proyek yang dia cintai ini.
Hanya satu hari setelah peringatan Thanksgiving, tepatnya tanggal 25 November 2016, Dandy Gilang kembali dengan rilisan terbarunya di bawah moniker Dandy Gilang sendiri. Proyek ini adalah rilisan ketiga yang dirilis dengan namanya sendiri, setelah Know Where You’re Heading dan single Thoughts, keduanya dirilis pada tahun 2014. Jika kita bandingkan, terdapat progresi yang begitu jelas dari musikalitas seorang Dandy Gilang. Sempat terkurung dalam dilema penentuan judul, rilisan ini akhirnya diputuskan untuk mempunyai nama Congratulation, You’re Getting Old. Sebuah tatanan bahasa yang merefleksikan sebuah pesan kontemplatif sebagai gerbang masuk buah pikir terbaru Dandy.
Congratulation, You’re Getting Old menyentuh isu-isu yang paling sering dirasakan oleh Dandy belakangan ini. Sebagai remaja yang mulai memasuki usia dimana segala sesuatunya mesti dipikir secara matang, Dandy mencurahkan kegelisahan tersebut dalam lirik yang begitu jujur tapi tetap terdengar cerdas. Seperti isu penyepelean terhadap misi masa muda dalam sebuah lirik yang berbunyi “What it has to do with you / Do you recall what i’ve been through / I wish you would see through me / You seems to know not to agree. ”. Yang menarik dari semuanya adalah bagaimana Dandy dapat menangkap fenomena yang tak hanya terjadi pada dirinya untuk kemudian membuat sebuah lirik yang relatable bagi generasi seumuran dirinya.
Melalui rilisan ini, Dandy juga semakin berani dalam mengeksplorasi musik miliknya. Salah satu yang patut diapresiasi adalah kecerdasannya dalam mengeksekusi susunan nada yang ada di pikirannya. Dandy selalu menemukan cara untuk mengeksplotasi sebuah susunan agar terdengar kece. Selain itu, Dandy terdengar sangat percaya diri, dia seperti seseorang dengan misi membawa kebebasan melalui semangat independen. Hal tersebut tersurat dengan jelas ketika dia menyanyikan sebuah syair pamungkas berbunyi, I don’t need you here to tell me what to do, I wanna be free ‘cause I’m nobody’s property”.
Tentang proyek solo terbarunya ini, saya mendapat kesempatan untuk berbincang langsung dengan Dandy Gilang melalui saluran komunikasi nirkabel. Dalam pembicaraan yang berlangsung pada dini hari tersebut, kami berbicara tentang banyak hal, mulai dari kesibukan baru Dandy dengan bisnis kulinernya, makna solo proyek, sampai arti penulisan lagu bagi Dandy Gilang.
Dengarkan juga lagu baru Dandy Gilang di bawah ini.
Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk berbincang-bincang, apa kabar mas? Sedang sibuk apa sekarang?
Halo mas Martin, dengan senang hati. Makasih juga sudah rela nanyain nih. Kabar baik, kebetulan ya di akhir tahun ini lagi banyak tanggungan untuk merampungkan beberapa album dari Write The Future sama Much yang sudah mepet deadline banget sembari mencari penghasilan di industri kuliner.
Industri kuliner, bisa diceritakan?
Jadi saya sudah lebih dari setahun ini mulai, dari belum lulus sampai sudah lulus kuliah, sehari-hari bekerja sebagai head marketing di tiga toko yang bergerak di bidang kuliner milik dua kolega. Yang satu namanya, Gedhang Ganteng, yaitu café yang menjual berbagai macam olahan makanan dan minuman dari Pisang (Gedhang adalah bahasa Jawa dari pisang), lalu ICE AH!, sebuah ice cream shop yang menjual berbagai macam ice cream mulai dari gelato, sorbet, froyo, sampai popsicle. Ada lagi DAHR Eatery yang menjual menu a la bisro dengan banyak pilihan menu yang bisa dibilang comfort food.
Ah, cukup sibuk sepertinya, lalu bagaimana kamu membagi fokus tersebut? Mengingat setiap proyek yang dikerjakan jelas membutuhkan perhatian yang cukup besar bukan?
Sepertinya memang sedikit susah untuk membagi fokus ketika semua hal tiba-tiba datang di saat yang bersamaan. Paling susah sih memang bagi waktunya dan lagi harus nyatuin kepala yang beda-beda tiap bandnya. (Tapi) penting juga buat cari refreshment di sudut pandang lain untuk bisa terus semangat dan happy. Jadi, ada enaknya juga sih, selain memang pengen menyalurkan ego ke wadah yang cocok untuk menampungnya biar tidak mampet di satu tempat.
Selain album baru dari Write The Future dan Much yang sedang dipersiapkan, kabarnya akan ada rilisan solo iya tahun ini?
(Sedikit kaget lalu tertawa) Iya nih kok tau? Sudah lama pengen bikin materi lagi nih mumpung udah sempet lagi dan masih ada waktu ya sempetin aja, gatel (Tertawa).
Ini yang dinamakan oleh anak-anak Beeswax sebagai “Gogon” alias gossip underground.
(Tertawa) Betul sekali ini semua hanyalah Gogon and The Blues Shelter.
Lalu sebenarnya apa yang membedakan proyek solo ini dengan Write The Future dan Much?
Karena saya memang pengen bermain apa yang relevan buat saya sekarang ini sih, music dan lyrical-wise.
Apa ini adalah efek dari terlalu banyak yang ingin disampaikan?
Salah satunya, memang salah satunya banyak yang pengen disampaikan tapi baru kesampaian sekarang. (Tertawa)
Berbicara mengenai hal yang ingin disampaikan, apa ada perbedaan pendekatan dalam menulis untuk proyek solo? Seperti di bawah nama sendiri ini benar-benar memberi kebebasan untuk menulis apapun tanpa batasan yang mungkin terjadi proyek lain (Write The Future, Much).
Ya, semua orang ingin didengarkan, semua selalu mencari sesuatu yang bisa mewakili mereka. Di masing-masing proyek juga jadi salah satu atau dua output untuk merasa terwakili secara musik atau emosi tertentu. Tapi balik lagi ya, tidak selamanya yang kamu rasakan itu relevan buat teman band yang lain yang juga sedikit banyak pasti (ingin) merasa terwakili. Jadi ya, di proyek solo ini lebih bebas ngelantur, cerita, atau mainin yang pengen dimainin sih.
Boleh jika disebut, “Kamu akan mengenal Dandy Gilang lebih dekat melalui proyek solonya”?
Lebih tepatnya, kamu akan lebih menyesal mengetahui apa yang Dandy Gilang pikirkan akhir-akhir ini melalui proyek solonya.
(Tertawa) Kenapa bisa begitu?
Karena yang kalian bakalan dengerin cuma keluhan seorang lelaki yang mempertanyakan hidup yang mulai beranjak “serius”. Saya cuma berharap itu juga relevan buatmu, so you’ll get less annoyed.
Anyway, progress apa yang bisa dinantikan di EP baru ini setelah bertolak dari “Thoughts” dan “Know Where You’re Heading”? Seberapa jauh musikmu telah berkembang dari titik tersebut?
Memang dari sejak dulu sempat nonton Lemuria, jadi salah satu yang memotivasi pengen bikin band indie rock/punk-ish crunchy yang akhirnya baru kesampaian di Much. Bisa dibilang pencapaian pribadi, berangkat dari euforia Lemuria ke Jeff Rosenstock ataupun Andrew Jackson Jihad yang lebih “laki” mungkin.
Berarti tak menutup kemungkinan akan sedikit political?
Meh, saya mencomot dan menerapkan sedikit banyak energi mereka yang dalam mempertanyakan hidup. Lyrical wise sih masih lebih cenderung ke personal life atau social life mostly.
Ah menarik, saya selalu menyukai energi dari Jeff. Berbicara mengenai EP baru di bawah nama sendiri, sudah ada nama yang dipikirkan?
Saya suka mencatat kata atau kalimat yang menarik atau nyantol, mungkin bakalan pakai nama Linger yang berarti “stay in one place for too long”. Sedikit banyak mungkin menggambarkan keadaan saya yang masih ayem di zona nyaman walaupun tuntutan semakin banyak.
Saya selalu memandang karya seni, khususnya musik sebagai sebuah kesatuan yang utuh dan menarik untuk dibicarakan. Apa ada keterkaitan antara Linger dengan garis besar rilisan selanjutnya?
Mungkin Linger bisa jadi nama proyek ini sih, kalau Dandy Gilang mungkin akan sedikit aneh karena “Dandy”-nya itu tadi (Tertawa). Kata Linger beberapa kali lewat di playlist lagu saya dan gak tau aja kayak nyantol dan klik di otak. Terus memang sedikit banyak menggambarkan keadaan saya sekarang ini. Tidak dapat dipungkiri, mungkin juga garis besar rilisan ini akan berkutat tentang definisi Linger dan tentang saya yang masih betah di zona nyaman waluapun tuntutan untuk keluar dari sana semakin banyak. Ini juga manifestasi dari kegelisahan saya akan keadaan tersebut.
Sebuah tema yang berotasi pada kegelisahan, saya membaca ada beberapa lirik yang begitu menarik, so relatable, seperti mewakili perasaan banyak orang atau dalam kalimat milik CM Punk, bisa disebut sebagai “The voice of voiceless”. Boleh disebut bahwa EP ini akan berkomunikasi secara personal dengan pendengarnya?
Kalau orang bisa menangkap apa yang coba saya komunikasikan lewat EP itu sudah (termasuk) beyond expectation. Siapa coba yang tidak suka kalau lagi cerita didengar orang lain? Terlebih mereka relate sama apa yang kita rasakan. Itu sudah some kinda spiritual shit banget lah (Tertawa). Tapi yang terpenting sih tetap ingin mengeluarkan apa yang saya ingin keluarkan sih.
Di rilisan baru nanti, apa ada lagu yang berbicara paling keras bahwa inilah Dandy Gilang?
Mungkin untuk materi yang sudah jadi sampai sekarang, track dengan nama (proyek di laptop) August 21. Maaf belum menentukan judul (Tertawa).
Kenapa lagu itu bisa berteriak sangat keras?
Kembali lagi ke kata relevan, saya rasa bukan berteriak seperti inilah Dandy Gilang, tapi inilah yang saya rasakan sekarang-sekarang ini. Seperti seberapa keras kamu berusaha, (tetap) tidak bakal bisa impress semua orang. Orang yang mendukungmu hanya mendukung ide kesuksesan dari cara pandang mereka bukan cara pandang yang saya yakini benar dan baik untuk saya. Sampai akhirnya di chorus yang saya rasa liriknya paling vocal atau berteriak, seperti “I don’t need you here to tell me what to do, I wanna be free ‘cause I’m nobody’s property”.
Mungkin teriakan itu tidak berarti apa-apa atau tidak bisa mengubah sesuatu, tapi itulah yang paling ingin saya teriakan. Seperti ingin berteriak gini, tapi cuma bisa terhadap teman senasib dan yang tidak mungkin juga diteriakan ke boss atau orang tua.
“Cause I’m nobody’s property” bisa menjadi mantra untuk semua orang yang merindukan kebebasan dari sebuah opression juga. Selalu menarik untuk membaca lirik yang kamu tulis, sebenarnya apa itu songwriting menurutmu?
I know right, mantra yang hanya bisa diteriakan dari dalam sembari mencoba tetap tersenyum menghadapi kehidupan yang fana ini (Tertawa). Songwriting adalah menulis lagu.. sesuai dengan tujuannya. Memang kebanyakan menjadikan (songwriting) sebagai media untuk curhat atau recalling moments. Kadang nyata kadang fiktif, kadang aktual kadang nostalgia. Memang paling gampang sih nulis apa yang dirasain atau apa yang ingin kamu beritahu kepada orang lain. I’m always keep myself away from the intention to impress people by writing songs, since I still consider my songwriting skill mediocre. Tapi tetap berusaha dipoles-lah biar kalau kamu curhat yang dicurhatin juga paling tidak berminat untuk mendengarkan (Tertawa).
Kalau begitu pernah punya pengalaman seperti “Ngapain ya nulis ginian?” atau semacam itu setelah lirik yang kamu tulis sudah menjadi sebuah lagu yang utuh?
Most of the time (Tertawa). Bahkan setelah selesai nulis atau record, biasanya sudah kepikiran gitu.
(Tertawa) Bahkan sampai ke tahap malu dengan hasil akhir?
Tetap harus share walaupun malu.. karena kita tidak akan pernah puas sih. Hari ini bikin, besok denger atau liat yang lain juga pasti sudah langsung ngebandingin. Tapi kalo begitu melulu ya gak bakalan ada habisnya sih pasti karena tiap hari nemu sesuatu yang baru. Yang belum pernah ditemui atau yang belum pernah terpikir sebelumnya. Jadi otaknya sudah nyabang lagi dan ingin yang lebih atau yang lain lagi.
Jadi seperti sebuah seni untuk embrace it and move on?
Tepat sekali, itu juga butuh latihan (Tertawa).
Saya tertarik untuk mendengarkan pendapat seorang Dandy Gilang kenapa tema tentang masa muda dan romantisme begitu menarik untuk dibawakan apapun mediumnya, terlebih tak jarang juga tema seperti itu kamu tulis baik di Write The Future maupun Much, apa yang membuatnya begitu memikat?
Because love is cancerous. Something we cannot have enough, we just love to brag about it. Mau itu menyenangkan atau menyedihkan kita suka aja mengungkit itu. Mungkin terlebih karena kita merasa relate banget dengan hal itu karena memang lagi mengalaminya juga kali ya. Untuk tema masa muda beranjak dewasa memang masa-masa yang dilematis, pikiran jadi kalut.
You’re right about “We just love to brag about it”.
No shit bro, suka aja pokoknya mau senang atau sedih. Cinta lagi, cinta lagi.
jika punya kesempatan untuk melakukan cover full album, album siapa yang paling ingin di-cover?
Saves The Day?
Pilihan yang menarik, mungkin kita bisa segera mendengar Dandy Gilang menyanyikan “At Your Funeral” secepatnya?
Sebenarnya sudah pernah cover (lagu “At Your Funeral”) di Youtube beberapa tahun yang lalu, Cuma sudah lupa yang mana dan kacau, sangat-sangat tidak recommended (Tertawa).
Dengan mulai meningkatnya perhatian orang yang mulai menyadari keberadaan Write The Future dan Much, apa itu mempengaruhimu secara personal?
Yang paling berpengaruh buat saya, begitu orang-orang mulai beli cd, satu dua kali mention kita ataupun posting album ataupun potongan lagu, ataupun malah share video atau lagu yang sudah saya dan teman-teman bikin, dateng waktu kita main, ngangguk-ngaungguk doang atau ikutan nyanyi itu sudah menjadi salah satu pencapaian terbesar selama hidupku yang mungkin bukanlah suatu prestasi yang membanggakan bagi beberapa orang. Tapi dengan merasakan pengalaman itu dan bisa kenal dengan banyak orang, itu mungkin menjadi salah satu alasan kenapa saya akan tetap berusaha untuk di sini dan terus membuat lagu tidak jelas. Yang nantinya bisa saya ceritakan ke anak saya dan juga kepada orang tua, walaupun sudah coba cerita tapi tetap.. meh (Tertawa).
Terima kasih untuk pembicaraan yang menyenangkan ini mas Dandy.
Tinggalkan Balasan