Bukan, ini bukan karena ada nama saya di halaman Bandcamp kompilasi ini. Saya ingin menulis review ini murni sebagai bentuk apresiasi terhadap apa yang telah Geekmonger Records lakukan. Seperti yang tertulis di halaman Bandcamp Geekmonger Records, sampai sekarang masih banyak perdebatan untuk menentukan definisi apa itu pop punk. Saya tentu tidak akan menuju ke arah tersebut, yang ingin saya tulis di sini adalah tentang bagaimana kompilasi ini punya kemampuan untuk menghentikan perdebatan tersebut paling tidak untuk 14 menit. Total alokasi waktu yang dibutuhkan untuk mendengarkan kompilasi ini secara penuh.

a1505298188_16

Tracklist:
1. The Morons – “B Is Bad In Playing Bass” – “He Lost His Shoes”
2. The Spikeweed – “Favorite TV Show”
3. The Sneakers – “When The Sun Goes Down”
4. Saturday Night Karaoke – “Never Learn”
5. Fatrace – “Bersepeda Berdua”

Salah satu yang menarik dari kompilasi ini adalah bagaimana setiap lagu yang berderatan sesuai susunan tracklist memiliki satu kesimpulan yang hampir sama dan mungkin akan memberi kontribusi signifikan terhadap ‘definisi’ pop punk. Bahwasanya, mulai dari The Morons dengan “B Is Bad In Playing Bass” sampai Fatrace “Bersepeda Berdua” bermain bukan seperti sebuah band yang mempunyai target harus terkenal, mereka bermain untuk menggenapi kalimat “Staying true to themselves.“. Bagi saya, pola pikir seperti ini adalah pola pikir yang punk sekali. Saya selalu membayangkan ketika Billie Joe Armstrong menulis draft dari lagu “Welcome To Paradise” atau salah satu lagu paling terkenal milik Green Day, “Wake Me Up When September Ends”, tentunya Billie Joe menulis itu karena ada sesuatu yang ingin dia ucapkan, bukan karena ingin memugar sebuah persona dalam upaya membuat orang lain terkesan.

Ketika mereview sebuah album, biasanya saya melakukan sedikit role playing dan menyebut satu atau dua kalimat yang ada di pikiran saya ketika mendengarkan album itu secara langsung (I know, it’s silly right). Saat menulis ini, saya pun masih melakukan ritual tersebut dan ada beberapa momen yang membuat saya tertegun sambil berkata, “Damn, that’s good.“.

Mulai dari The Morons yang sedikit membuat saya terkejut ketika mereka melakukan transisi untuk berpindah memainkan “He Lost His Shoes”, The Spikeweed yang memiliki lagu se-anthemic “If you smell“-nya The Rock, The Sneakers yang terdengar lugas, Saturday Night Karaoke yang pernah saya tulis sebelumnya, kombinasi sempurna antara pop-punk-60’s doo woop, dan tentunya Fatrace yang berhasil menulis lagu miliknya menggunakan bahasa Indonesia tanpa terdengar cheesy sama sekali. Kelima track ini berhasil mengubah paradigma saya tentang pop punk Indonesia, yang saya kira sudah tak ada harapan lagi. Seriously, I meant this.

YAWP! ini memang tidaklah sempurna, but it’s punk it doesn’t have to be perfect.  Jika saya boleh merangkumnya dalam sebuah atau dua buah kalimat, kompilasi ini akan berbunyi seperti, “Polos, cepat, dan penuh keyakinan akan jati diri. Sebuah teriakan yang lugas bahwa masih ada band yang lebih peduli akan cerita milik mereka sendiri, ketimbang berlomba untuk sebuah popularitas.”.

Go listen: Everything, it’s compilation right?

Artist

Genre

Year

Country

Categories

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *