Pada 20 Oktober 2016 kemarin, Triple Crown Records baru saja merilis sebuah split dari dua band kelas berat yang sudah teruji kualitasnya dan mendominasi scene emo saat ini, Sorority Noise dan The World Is a Beautiful Place And I Am No Longer Afraid To Die. Masing-masing band menyumbang sebuah lagu untuk split yang sebenarnya sudah sering disinggung melalui akun Twitter milik The World Is a Beautiful Place blablabla.. @twiabp. Untuk lebih jelasnya, Sorority Noise membawakan lagu berjudul “Leaf Hills” dan TWIABP membawakan lagu berjudul “Smoke & Felt”.

Berbicara mengenai split ini, boleh dikatakan kedua lagu sama-sama memiliki porsinya sendiri, sama kuat dan sama-sama gila. Lagu dari Sorority Noise yang berjudul “Leaf Hills” contohnya adalah sebuah lagu yang menyimpan kepingan memori untuk disingkap. Tak mudah untuk bisa mengontrol emosi negatif yang menunggu untuk dilenyapkan di sepanjang lagu dalam rentang waktu yang sedikit lama, walaupun pada akhirnya emosi itu meledak juga. Sejak lirik pertama dinyanyikan, lagu ini adalah tentang sebuah momen kontemplasi, merujuk kepada lirik pertama yang berbunyi “Another night spend in my head / wishing for moon to consume me instead.”. Cam Boucher dengan berhati-hati dan sabar menunggu momen untuk menyelesaikan pikirannya itu dengan sebuah teriakan yang fungsinya sama seperti puisi bagi yang tengah merindukan seseorang, melegakan. Sorority Noise seakan ingin membisikan bahwa ketika momen melegakan itu datang, sebaiknya dirayakan dengan hiruk pikuk yang membahana. Terbukti, Sorority Noise melakukannya dengan perayaan yang triumphing, terselimuti oleh teriakan lepas dan musik yang towering.

Sementara, band yang boleh menyandang gelar sebagai pemilik akun Twitter terbaik, The World Is a Beautiful Place And I Am No Longer Afraid To Die tak mau dikalahkan oleh kompatriot mereka. Terbukti, ketika giliran dari Sorority Noise berakhir, anak-anak asal Connecticut ini langsung menggeber sebuah musik yang sophisticated, dengan berbagai bagian yang begitu terbuka dan terdengar megah. Saya kira, kita mesti memberikan kredit yang benar-benar pantas untuk band ini, tentang kemampuan mereka dalam mengonsep musik yang terkesan rumit tanpa terdengar pretensius. Ini adalah TWIABP yang sedang dalam kondisi prima. Mereka tak menghilangkan sama sekali kebanggaan mereka atas Harmlessness, mereka justru semakin mematangkan komposisi yang membuat album tersebut menjadi rilisan emo kontemporer paling esensial tahun lalu. Jangan dilupakan juga, ketika mereka telah berhasil membuat kita mengira bahwa lagu ini telah berakhir, mereka justru sukses menjebak kita saat susunan instrumen magis yang terdengar menawan itu kembali menggelegar hanya untuk memberikan sentuhan terakhir di lagu ini.

Split ini memang hanya berisi dua lagu saja, tapi tak diragukan bahwa dua lagu ini tampaknya lebih dari cukup untuk mengobati rasa penasaran kita terhadap kerja sama dari dua band yang menolak tua ini. Split ini bukan seperti Batman-Robin, yang walaupun sangat populer tapi tidak berimbang. Split ini lebih cocok disebut seperti mimpi basah dan pubertas, tak mungkin terjadi jika salah satu hal tak tergenapi dan ketika hal itu terjadi, menjadi pengalaman biologis pertama yang akan membekas di pagi hari.

Kalian bisa mendengarkannya di bawah ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *