Berada di jalur Do It Yourself (DIY) selama kurang lebih satu dekade, Half Hearted Hero tahu betul sulitnya mencari momen untuk mengantarkan mereka kepada audiens yang lebih luas. Memainkan musik yang agresif dan berpegang penuh pada panji melodic speed punk, mereka mencoba mereformasi musik mereka dengan sesuatu yang lebih segar, yang akhirnya membawa kita kepada album ketiga mereka dengan judul Isn’t Real.
Dalam salah satu wawancara dengan Noisey, Half Hearted Hero mengumpamakan album ini sebagai sebuah eulogi. Dalam KBBI, kata ini diartikan sebagai “penghargaan atau pujian yang tinggi”. Secara tersirat eulogi yang mereka maksud bisa merujuk kepada kenangan mereka terhadap perjuangan di jalur independen. AJ Mills, gitaris dari Half Hearted Hero sendiri kepada Noisey sempat mengakui bahwa mereka saat ini berada pada tahapan ‘make or break’, sebuah fase yang mematikan karena tentu mereka mempunyai ekspektasi untuk ‘make it’. Tanpa mereka sadari, sebenarnya mereka telah menumpuk ekspektasi yang tinggi terhadap diri mereka sendiri.
Tracklist:
1. Throw It Away
2. Dreams
3. Same Old Same
4. Missing Something
5. Want To Be
6. Invisible City
7. All of Me
8. Drive
9. Sky Blue
10. Sleepwalking
11. What Light
Ketika kita mendengarkan single utama dari album Isn’t Real yang berjudul “Same Old Same”. Kita bisa menangkap bahwa mereka akan memasukkan lebih banyak unsur pop rock ke dalam musik mereka. Yang mereka butuhkan adalah sedikit sentuhan yang berbeda dan sekarang lah waktu yang tepat bagi mereka untuk mendewasakan sound yang mereka bawakan. Lagu “Same Old Same” ini adalah sebuah lagu yang mempunyai mood riang, saya kira akan sulit untuk menolak ajakan untuk bergembira dari lagu ini. Lagu ini mempunyai aura positif yang tentunya merupakan kabar menggembirakan bagi Half Hearted Hero.
Musik yang mereka mainkan tak lagi berpatokan kepada beat super cepat, sejak lagu pertama “Throw It Away” dapat langsung dirasakan bagaimana Half Hearted Hero mengambil inisiatif untuk berjalan di tempo yang lebih kalem. Lagu ini sayangnya bukanlah lagu pembuka yang langsung memberi rasa ketertarikan terhadap album ini. Lagu “Throw It Away” memang punya struktur yang menarik dan gitar yang crunchy, tapi tidak memiliki cukup banyak hal menarik yang membuat kita penasaran dengan konten album secara keseluruhan.
Saya sempat menemukan vibe dari Fireworks di Isn’t Real, bagaimana mereka menonjolkan energi yang mereka miliki adalah nilai lebih di sini. Mereka tak malu untuk mengeluarkan ide terliar mereka seperti di lagu “Dreams”, walaupun perlu diakui lagu ini memiliki bagian yang sangat repetitif, yang akhirnya mengacaukan persepsi secara keseluruhan. Hal seperti ini tidak hanya terjadi satu atau dua kali saja, tapi cukup sering ditemukan di sepanjang album.
Karakter terkuat mereka ditemukan ketika kita mendengarkan “Same Old Same” dan “All of Me”. Kedua lagu ini melambangkan sebuah metamorfosis dari speed based ke pendekatan yang lebih sistematis. Baik “Same Old Same” dan “All of Me” mempunyai tone yang kaya dan chorus yang catchy. “Same Old Same” khususnya adalah sebuah lagu yang sangat cocok dimasukkan ke dalam daftar heavy rotation, karena lagu ini memang merepresentasikan sebuah kesukacitaan seperti yang sudah ditulis di atas.
Perubahan musik yang mereka lakukan sepertinya juga berhasil untuk Anthony Savino, vokalis dari Half Hearted Hero. Vokal raspy dia benar-benar cocok dengan musik pop rock yang memiliki tone crunchy. Jika kita mendengarkan lagu “Invisible City” maupun bagian pre chorus lagu “Same Old Same” kita akan langsung menangkap bahwa vokal serak milik Anthony Savino benar-benar bersinar dan mencuri perhatian jika disandingkan dengan bagian lainnya.
Sound bass Meyer Brown di album ini juga sangat solid, terdengar tebal dan commanding. Beberapa bass line yang Meyer mainkan juga menjadi highlight dari album ini, seperti di lagu pembuka “Throw It Away”. Bagian lain, saya kira tidak terlalu istimewa. Bahkan jujur saja, saya merasa tidak banyak hal yang perlu dibahas di album ini. Jikapun ada mungkin hanya sepotong-potong saja, seperti bagian drum ketika lagu “Throw It Away” memasuki chorus terakhir. Lainnya? Well biasa saja.
Selain “Same Old Same”, “All of Me”, dan mungkin “Sky Blue” serta “Invisible City”, tidak ada lagu lain yang benar-benar mampu menarik perhatian. Konten di album Isn’t Real ini cenderung mudah dilupakan, mereka tidak memiliki atribut yang membuat kita ingin kembali untuk album ini. Bahkan saya pribadi merasa lagu-lagu di album ini sangat biasa, bahkan beberapa cenderung medioker. Mereka juga terjebak dalam pakem penulisan yang begitu-begitu saja, tidak banyak inovasi.
Walaupun kita perlu mengapresiasi keberanian mereka dalam menjajaki sesuatu yang baru, tak serta merta album ini layak mendapat kredit yang lebih dari pada yang sepantasnya. Tanpa berusaha terlalu keras, Isn’t Real sudah gagal menjalankan fungsinya sebagai eulogi untuk band ini.
Go listen: “Same Old Same”, “All of Me”, “Invisible City”
Tinggalkan Balasan