Pada Januari lalu, Kevin Devine mengumumkan bahwa dia bakal ngerilis 6 split yang juga menampilkan nama-nama seperti Jesse Lacey (Brand New), Tigers Jaw, sampai Mike Kinsella (Owen, American Football). Ide peluncuran split itu pada dasarnya simpel banget, Kevin bakal nyumbag satu lagu, sementara yang lainnya satu lagu juga. Kevin Devine bilang kalo alasan dia ngerilis split ini adalah untuk tetep menjadi aktif. “Gue pengen kerja, gue pengen bikin sesuatu. Tapi gue belum pengen rilis album baru.” kata Kevin seperti dikonfirmasi oleh Consequence of Sound.

Mengenai pemilihan lagu yang dirilis dalam split tersebut, Kevin bilang dia nggak bakal ngebatasin partner kerjanya. “Gue pengen partner gue nanti punya kebebasan dalam menampilkan yang paling menarik buat dia.”. Collin Brennan, jurnalis dari Consequence of Sound punya kesempatan buat berbincang langsung dengan Kevin Devine mengenai proyek dia ini dan hal apa yang berkesan dari tiap rilisan. Backstage Whisp bakal nge-cover hasil dari wawancara tersebut di bawah ini.

Collin Brennan: “Mengenai Devinyl Splits no 1, bagaimana pendapat lo ketika lo berteman dengan Matthew Caws?”
Kevin Devine: “Sebelum gue sama doi jadi temen, album doi itu jadi album yang gue dengerin. Doi sudah jadi temen deket selama tujuh tahun, tapi masih ada bagian di otak gue yang bilang, “Oke, tapi dia menulis Inside of Love”. Itu seperti meminta Elliot Smith untuk membuat lagu split dengan lo atau seperti itu. Ada semacam sensasi ketika gue denger cover doi waktu pertama kali, waktu denger suara doi menyanyikan kata-kata itu.”

Collin Brennan: “Lalu bagaimana tentang Devynil splits no 2?”
Kevin Devine: “Gue sama Meredith Graves berbicara tentang apa yang pengen kami tulis dan kami berdua baru saja mengalami kehilangan. Kami berbicara mengenai musik sebagai alat buat menghilangkan kenangan itu, atau paling nggak sebagai permulaan proses buat menghilangkan hal itu. Mike Skinner, doi main drum di band gue dan juga memproduseri rekaman, temen baik gue, dia meninggal satu setengah tahun yang lalu. Lagu itu (Gieben) datang dari pembicaraan yang tadi dan dari mengetahui kalo split sudah keluar.”

Collin Brennan: “Bisa diceritakan tentang split no 3, tentang melakukan cover lagu The Cure bareng Tigers Jaw?”
Kevin Devine: “The Cure itu salah satu band yang gue dengerin dengan obsesif (walaupun tingkatnya berbeda) selama bertahun-tahun. Dan gue tau kalo “Lovesong” itu salah satu hits terbesar mereka, tapi gue nggak khawatir tentang itu. Itu adalah lagu pertama dari The Cure yang bikin gue jatuh cinta. Lagu itu nyentuh perasaan, bahkan sampai sekarang walau dengan cara yang berbeda. Lo mulai suka, kemudian lo ngerasain lagunya dan lo nggak tau.. Itu bukan lagu yang ceria. “Lovesong” itu lagu ratapan, tentang cinta yang tanpa akhir.”

Collin Brennan: “Tentang menjadi kotor bersama Cymbals Eat Guitars? Split keempat?”
Kevin Devine: “Lagu itu (“Aerobed”) mungkin adalah lagu favorit gue dari mereka. Gue rasa penulisan liriknya sangat cerdas, terutama di bagian terakhir. Jesse (Lacey) sama Mike Sapone dari Brand New yang memproduseri dan gue suka apa yang mereka lakukan. Mereka berbicara banyak mengenai Cymbals dan mereka suka banget dengan hal-hal yang berbau cinematic, tapi jelas ini berbeda dengan lagu mereka. Gue rasa dua lagu ini terdengar berbeda. Gue rasa “Magic Magnet” sedikit terdengar lebih pop. Tapi gue rasa feelnya ada di situ.”


Collin Brennan: “Tentang split kelima?”
Kevin Devine: “Itu pengalaman pertama gue merilis musik yang gue buat di ruang apartemen gue. Gue inget waktu ngirim lagu ke Mike (Kinsella) dan karena dia musisi yang berkualitas, lo akan selalu ingat tentang itu. Jawaban dia banyak sekali, dia berbicara tentang fingerpicking, blending strung, dan gitar akustik, dan elektrik gitar yang dipakein capo dan semua suaranya. Dia bilang lagu yang gue kirim itu bagus. Gue baru aja dapet persetujuan dari Mike, menurut gue itu yang gue cari.”

Collin Brennan: “Lalu bagaimana saat lo melakukan cover lagu milik R.E.M bareng Jesse Lacey di splits no 6?”
Kevin Devine: “Gue nge-cover “Imitaion of Life” di the Wetlands. Ada masa dimana waktu malem, gue lagi teler dan gue dikasih gitar buat nyanyi, dan itu lagu yang gue inget buat gue nyanyiin. Gue inget jelas waktu gue teler bersama temen-temen gue di kamar gue yang lama di Brooklyn, memainkan lagu itu. Gue duduk di kursi dengan bersender ke meja sementara temen-temen gue ada di kasur. Gue masih inget hal itu, gue nggak tau, gue rasa lagu itu sempurna.”

Untuk interview asli, kalian bisa membacanya di Consequnce of Sound

Artist

Genre

Year

Country

Categories

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *