Dua tahun yang lalu nggak ada yang tau apa itu PVRIS. Nggak ada yang membicarakan betapa menakjubkannya vokal dari Lyndsey Gunnulfsen atau lebih dikenal sebagai Lynn Gunn aja. Well 2 tahun yang lalu band ini bahkan belum ada, tapi hanya dalam waktu 2 tahun aja mereka bisa menjelma dari nobody menjadi something. Salah satu breakthrough artist tahun ini jika boleh menyebutnya demikian.
Tahun 2014 ini adalah tahun yang sangat amat menyenangkan untuk music geek macam gue. Kenapa? Karena praktis hampir di tiap bulan dari rangkaian 12 bulan selama setahun selalu ada musik yang mampu menyita perhatian. Setelah bulan Oktober kemarin kita menyaksikan raksasa di scene macam New Found Glory, Weezer, sampai Yellowcard merilis album mereka. Bulan ini giliran buat pendatang baru yang namanya sedikit membingungkan untuk dilafalkan, PVRIS buat memamerkan apa yang mereka punya.
Tracklisting:
1. Smoke
2. St. Patrick
3. My House
4. Holy
5. White Noise
6. Fire
7. Eyelids
8. Mirrors
9. Ghosts
10. Let Them In
Biasanya sebuah band dengan vokal wanita akan langsung diasosiasikan dengan Paramore, tapi untuk mengasosiasikan PVRIS dengan Paramore rasanya terlalu kejauhan. Musik mereka jauh berbeda, jika Paramore ibarat sebuah band yang selalu tampil di gear puncak, PVRIS adalah sebuah band yang berada di gear lambat namun hanya dengan sekali hentakan mampu menghasilkan sebuah energy yang besar. Itu semua karena musik mereka yang dark, penuh dengan haunting electronic synth, dan breathtaking vocal dari Lynn Gunn.
Salah satu keputusan terbaik PVRIS adalah dengan meminta Blake Harnage (VersaEmerge, Versa) untuk memproduseri album debut mereka. Yang kemudian menghasilkan sebuah kesuksesan besar buat band yang baru aja mencicipi air di scene rock ini. Blake Harnage mampu memberikan sentuhan yang dia sempurnakan saat dia mengerjakan Versa bersama dengan Sierra Kusterbeck dan bisa dibilang di White Noise milik PVRIS ini apa yang selama ini dia tekuni akhirnya berbuah manis. Sebuah album debut yang huge dan addictive.
Kalian punya 2 opsi untuk mendengarkan album debut dari PVRIS ini, pertama kalian cukup dengarkan saja melalui pengeras suara favorit kalian. Lagu-lagu di album ini cenderung easy listening dengan nuansa ambience yang dark, sehingga untuk mendengarkannya melalui pengeras suara adalah sebuah keputusan yang tepat. Opsi kedua adalah dengan menggunakan headphone, kenapa? Kedalaman dari materi yang ada di album debut PVRIS ini benar-benar sangat detail. Ini membuat gue sempat bertanya-tanya, mereka ini cuman bertiga aja tapi musik yang mereka mainkan sangat deep begini. Rasa-rasanya ini adalah pekerjaan Blake Harnage selaku produser, ah tapi nggak penting buat mempersoalkan siapa yang bertanggung jawab selama tetep enak didengerin.
Kredit besar emang layak buat diberikan ke Blake Harnage. Saat dengerin PVRIS buat pertama kali, gue langsung takjub dengan pemilihan sound yang mereka mainkan. Vokal dari Lynn Gunn terdengar sangat clear, kuat dan bertenaga. Nuansa dark, electronic, dan glam rock diproduksi dengan baik sehingga membuat kita seolah tenggelam dengan suasana album ini. Suara gitar benar-benar matang, meraung-raung menyerang gendang telinga. Intinya secara produksi, ini album yang sangat matang dan sama sekali tidak terlihat bahwa PVRIS adalah band yang baru dibentuk 2 tahun lalu, bahkan PVRIS terdengar seperti sudah sangat veteran dalam bisnis ini.
Lagu terbaik mungkin ada di antara tiga lagu ini, “St. Patrick”, “Mirrors”, dan “White Noise”. “St. Patrick” adalah lagu pertama yang mereka rilis, tepatnya tengah tahun 2014 lalu dan lagu ini langsung membuat PVRIS berada di radar banyak orang sebagai band yang mesti didengerin. Yang paling menonjol dari “St. Patrick” adalah suara dari Lynn Gunn, sangat kuat dan seksi. “Mirror” dan “White Noise” adalah dua lagu yang sedikit bertempo lambat bila dibandingkan dengan “St. Patrick”, tapi dua lagu ini menunjukkan kepercayaan diri yang mereka punyai. “White Noise” adalah sebuah lagu yang seharusnya tidak akan susah untuk diterima secara lebih luas, terutama di bagian chorus, bagaimana suara Lynn Gunn didukung oleh synth yang seakan menghantui dari background, terdengar sangat adiktif.
Di musik seperti ini, penulisan lirik sudah seharusnya bukan menjadi masalah yang harus dibicarakan. Meski beberapa terdengar cukup cheesy (lihat lirik “My House”), namun Lynn Gunn mampu mengkomunikasikannya dengan baik sehingga tidak terdengar aneh ataupun lucu. Praktis hanya satu isu itu aja yang bisa dibicarakan (itupun kalo masih mau membicarakan tentang lirik) di album ini. Sisanya terserah kalian, kalian boleh menganggap album ini gagal memenuhi ekspektasi kalian karena akan banyak track yang sedikit lambat dan kalian mengharapkan track yang lebih upbeat atau kalian boleh menikmati setiap detail yang ditawarkan album ini.
Percaya diri, itulah satu kata yang mewakili album debut PVRIS, White Noise. Mereka tidak hanya percaya diri dengan memainkan musik yang jarang dimainkan di tahun 2014. Mereka juga percaya diri dalam menunjukkan kemampuan bermusik mereka, mereka percaya diri frontwoman mereka bisa bernyanyi, mereka percaya diri mereka bisa bikin materi yang extraordinary, dan mereka percaya diri mereka bisa dapetin perhatian kalian. Sampai di detik gue nulis ini, kepercayaan diri mereka bisa dibilang sangat beralasan.
White Noise adalah sebuah contoh nyata bagaimana seharusnya sebuah influence pop, electronic, dan rock dijadikan satu. Sebuah album yang punya semua potensi untuk menjadi album terbaik tahun ini. PVRIS menunjukkan mereka mampu memainkan musik yang begitu bervariasi (lagu mereka tidak terdengar sama satu dengan yang lainnya) dalam sebuah layer musik yang begitu dalam. Sebuah album debut yang sangat impresif dan sebuah tanda bahwa seharusnya band ini akan menjadi besar.
Go listen: White Noise, St. Patrick, Mirrors
Tinggalkan Balasan