Musik dan teatrikal selalu menghasilkan perpaduan yang nyaman untuk didengarkan. Seperti yang sering kita lihat di film-film bertemakan Barbie atau film Disney lainnya, biasanya selalu ada sebuah scene menyanyi dengan nada teatrkal yang sudah sangat baku. Lalu pernahkah kalian membayangkan ada sebuah band atau musisi yang memainkan musik seperti yang kalian dapatkan di film-film Disney? Ataukah kalian termasuk yang paling menunggu hadirnya band dengan music seperti itu? Beberapa tahun yang lalu, band bernama Set It Off memperkenalkan sebuah genre yang mereka namai sendiri symphonic rock, ya akhirnya mimpi para penggemar Barbie maupun film-film Disney itu menjadi nyata.
Set It Off memang bukan pertama yang memainkan musik seperti ini, namun mereka tetap patut dipuji karena keberanian mereka untuk memainkan musik seperti yang mereka mainkan di scene music yang saat ini penuh dengan berbagai warna musik. Jika mereka mengenalkan apa itu symphonic rock hampir 2 tahun yang lalu melalui Cinematics, tahun ini mereka ingin mengingatkan kita bahwa musik rock teatrik masih eksis. Mereka merilis album baru dengan judul Duality pada 14 Oktober 2014 kemarin setelah sebelumnya mereka juga telah merilis single andalan mereka “N.M.E” yang berarti No More Excuses.
Tracklisting:
1. The Haunting
2. N.M.E
3. Forever Stuck in Our Youth
4. Why Worry
5. Ancient History
6. Bleak December
7. Duality
8. Wolf in Sheep’s Clothing (feat. William Beckett)
9. Tomorrow (feat. Jason Lancaster)
10. Bad Guy
11. Miss Mysterious
Pertanyaan formula apa yang dibutuhkan untuk menghasilkan sebuah musik bagus sudah sangat sering kita dengar, seolah musisi sekarang hanya memikirkan bagaimana menghasilkan sebuah musik yang menurut pasar bagus dan mengesampingkan karakter asli mereka. Duality tidaklah demikian, meskipun secara garis besar tetap berada di ranah pop rock, album ini jauh dari bayang-bayang musik pop rock yang sering kta temui. Album yang diproduseri oleh Neil Avron (yang juga memproduseri album Weezer dan New Found Glory) ini menggambarkan bahwa sebuah momen dapat dimasukkan dalam sebuah musik dan dapat terdokumentasikan dengan baik.
Track pembuka dari “Duality” langsung membawa kita ke sebuah festival di malam hari dimana kita mengendarai sebuah komedi putar yang kemudian berubah menjadi sebuah pengalaman menyeramkan. Di sinilah kalian juga akan ingat pada sebuah scene di film-film Disney lewat pemilihan nadanya, not a bad way to introduce the new material. Entah mereka memang terobsesi pada hal-hal berbau Halloween atau memang suka dengan sound seperti itu, seperti ada sebuah perasaan spooky di lagu-lagu mereka. Spooky dalam hal ini berarti spooky yang sebenarnya, perhatikan saja bagian intro dari track kedua yang juga single andalan mereka “N.M.E”, sekelompok gadis menyanyikan “la la la” dengan nada seperti itu sepertinya lebih cocok dijadikan sebuah script dalam film horror. Tapi mereka berhak untuk mendapat applause karena mereka sukses menciptakan sebuah suasana yang seharusnya didukung oleh visual hanya melalui musik. So haunting.
Meski mempunyai sound teatrikal yang sangat kuat di dua lagu pembuka, Set It Off juga mempunyai lagu ‘netral’ di tracklisting mereka. Lagu “Forever Stuck In Our Youth” ini secara mengejutkan mampu keluar dari bayang-bayang spooky di dua lagu pertama tanpa terdengar memaksa. Lagu ini sangat easy listening dan radio friendly, bahkan kalo boleh dibilang lagu ini adalah tipikal lagu-lagu yang seharusnya ditulis oleh Nick Santino atau Holiday Parade. Ada juga “Ancient History”, sama seperti “Forever Stuck In Our Youth”, lagu ini akan mudah untuk dicerna dengan pemilihan nada dan chord yang sudah umum (bukan berarti pasaran).
Musik Set It Off memang terkesan bizzare dan unik karena itu wajar orang-orang akan selalu terpaku dengan suara efek toy box, theatrical feel, atau suara Cody Parson saat mendengarkan mereka. Padahal jika kita mendengarkan dengan detail, musik yang mereka mainkan sebenarnya cukup kompleks, mulai dari part electronic maupun gitar. Album ini adalah bukti kenapa Set It Off tidak seharusnya dipandang sebelah mata hanya karena mereka memainkan musik yang tidak biasa. Produksi dari album ini sangat bagus, suara timbre Cody Parson terdengar sempurna, tidak ada bagian yang terdengar saling menindih, semuanya termixing dengan baik. Dan biarlah hal ini dikatakan, sound teatrikal yang mereka mainkan ibarat candu yang selalu ingin untuk diulang-ulang.
After all, ini tetaplah musik pop rock. Sehingga beberapa part terasa familiar dan mungkin kita pernah mendengarnya dinyanyikan oleh penyanyi/band lain dengan style yang berbeda. But who cares? Duality tetap punya karakternya sendiri, album ini bukan hanya sebuah haunting pop rock with symphonic theatrical sound, tapi juga ada beberapa influence elektrik, bahkan RnB (di lagu “Wolf In Sheep’s Clothing”). Singkatnya mereka sukses mengkomunikasikan apa yang hendak mereka katakan di album ini, lagu “Tomorrow” yang juga menampilkan vokal Jason Lancaster (ex Mayday Parade, Go Radio) sukses merepresentasikan ide mereka tentang sebuah harapan, terutama di bagian bridgenya (kalian harus mendengarkannya). Bagaimana mereka memilih track penutup juga adalah keputusan yang tepat, “Miss Mysterious” terlepas dari nada yang sangat familiar adalah sebuah lagu penutup yang megah dengan big chorus dan sangat cocok untuk mengakhiri sebuah teater musik singkat ini.
Album ini adalah sebuah keberhasilan bagi Set It Off dan sudah seharusnya dianggap sebagai salah satu album yang paling ditunggu tahun ini. Meskipun begitu beberapa lagu terdengar sangat poppy dan sepertinya mereka mengincar airplay di radio yang lebih besar. Akhir kata, album ini telah membawa Halloween datang lebih awal dan mendiami playlist kalian, after all pop rock tidak akan semegah ini.
Go listen: N.M.E, Tomorrow, Ancient History
Tinggalkan Balasan