Scene musik khususnya punk saat ini sedang berada di posisi yang sangat menarik. Kalau kita ingat-ingat kembali, tahun 2014 merupakan tahun yang sangat solid untuk genre satu ini. Berbagai rilisan punk dirilis and mostly they’re solid. Berbicara mengenai punk, khususnya pop punk, musik ini sudah nggak sekedar beat cepat, melodic, dan nada sederhana seperti yang sudah-sudah sebelumnya. Pop punk sudah berevolusi menjadi sebuah parent genre tersendiri yang membuat kita menyaksikan berbagai mahakarya seperti The Greatest Generation-nya The Wonder Years atau Gospel milik Fireworks. And then we witnessed the next big thing in Joyce Manor.
Tepat 22 Juli 2014 kemarin, band yang berbasis di California ini merilis album ketiga mereka. Album ini mereka rilis melalui label raksasa Epitaph Records dan mereka namai Never Hungover Again. Sebuah judul yang dirasa cukup menarik karena hungover bisa diartikan sebagai sebuah sensasi and they want us to feel it. Never Hungover Again ini terdiri dari 10 tracks dan percayalah ini bukanlah tipikal rilisan pop punk maupun crappy punk rock.
Tracklist:
1. Christmas Card
2. Falling In Love Again
3. End Of The Summer
4. Victoria
5. Schley
6. Heart Tattoo
7. The Jerk
8. In The Army Now
9. Catalina Fight Song
10. Heated Swimming Pool
Mendengar secara sekilas tentang Never Hungover Again kita akan mendengar sebuah musik yang agresif, dalam artian bukan agresif secara ketukan namun agresif karena dengan cepat membuat alam bawah sadar kita ketagihan. Album ini berdurasi 19 menit dan waktu 19 menit itu dirasa kurang cukup, tangan ini terus gatal untuk memencet tombol rewind. Secara garis besar mereka memainkan musik punk dengan cara seminimalis mungkin, tidak terdengar terlalu berlebihan dan over produced. Sometimes simplicty does better dan dalam kasus Joyce Manor ini frase tersebut memang benar adanya.
Song writing bukanlah sebuah issue bagi Joyce Manor. Mereka memang menulis beberapa lagu yang sudah sangat lazim untuk ditulis, dalam hal ini merupakan sebuah lagu cinta. Tapi, lirik mereka tidak terdengar cheesy dan klise seperti kebanyakan rilisan yang dirilis di tahun ini. Lirik mereka memang bukanlah sebuah syair jenius seperti yang Billie Joe Armstrong tulis, bahkan lirik mereka cenderung sangat minimalis dan simpel. Tapi bukankah mereka memang bermain musik untuk kesenangan bukan untuk meraih simpati dari panelis Academy Award?
Berbicara mengenai track by track dari Never Hungover Again, komposisi yang mereka mainkan terdengar sangat click. Gitar, bass, dan drum tidak terdengar ingin saling mendominasi, malah mendukung penuh suara vokal Barry Johnson yang terdengar sekilas mempunyai karakter dan teknik yang sama dengan AJ Pernomo (The Dangerous Summer). Beberapa part juga mereka eksekusi dengan sangat cantik, we can’t ignore the bassline part dan juga part synth yang memberi kedalaman di musik mereka. Album ini mungkin bisa dibilang adalah album yang sangat personal, hampir semua lirik mereka selalu bercerita tentang “me and you” dan hal itu justru memberi karakter yang kuat untuk album ini. Secara produksi? Jangan tanyakan lagi, top notch!
After never really take notice at Joyce Manor’s stuff, I will positively listen to them more frequently after Never Hungover Again. Salah siapakah band solid macam mereka jarang dibicarakan di media sosial? Bahkan kalau boleh dibilang, legacy Joyce Manor mungkin akan sebesar The Ramones atau Descendents, Tapi sebelum waktu berjalan lebih cepat untuk melihat hal itu terjadi, let’s take a sip, max the stereo, and listen to Joyce Manor.
Go listen: The Jerk, Heart Tattoo, Falling In Love Again
Tinggalkan Balasan