Dari Joe Strummer, Kurt Cobain, Tony Sly, hingga Billie Joe Armstrong, musik selalu dikaitkan dengan dominasi kaum adam, walaupun sebenarnya tidak sedikit kaum hawa yang mampu menjadi frontwomen di band mereka. Sebut saja dari Patti Smith hingga Brody Dale yang banyak orang menyebutnya sebagai The Mother of Punk yang dimana mereka mampu menjadi frontwomen di band mereka masing-masing.
Pada pertengahan tahun 2000 paska meledaknya Paramore dengan Riot! Tepatnya pada tahun 2007 yang lalu, industri musik mulai memberi perhatian lebih kepada band-band dengan frontwoman alias vokalis cewek. Mungkin sebelum Hayley Williams dan Paramore dikenal secara luas ada semacam rasa skeptis terhadap para wanita di dunia yang sebelumnya sangat identik dengan lelaki. Paramore lalu muncul ke permukaan dan sukses besar. Kesuksesan Paramore ini tampaknya telah memberikan perspektif baru terhadap industri musik secara keseluruhan, bahwa band dengan frontwoman ternyata juga keren. Hal itu seakan menjadi pintu masuk bagi band-band dengan frontwoman untuk mulai showcase kemampuan bermusik mereka. Lalu band dengan frontwoman apa aja yang a worth to listen to? Oke kita mulai aja, here we go..
1. Paramore
Rasanya artikel ini terasa salah jika kita lagi bahas band dengan frontwoman tanpa menyertakan Paramore. Paramore is the epitome of the division. Tanpa Paramore mungkin saja band-band dengan frontwoman tidak akan berada di tempat mereka saat ini. Beberapa dari kalian tentu sudah sangat hapal lagu-lagu macam “That’s What You Get”, “Decode”, bahkan “The Only Exception”. Yes they are one of our favorites!
Paramore sendiri sudah merilis 4 album sejauh ini, All We Know Is Falling (2005), Riot! (2007), Brand New Eyes (2009), dan album self-titled mereka Paramore (2013). Riot! mungkin memang album yang membawa Paramore sampai sejauh ini, tetapi semua kritikus akan setuju jika Brand New Eyes adalah masterpiece mereka. Brand New Eyes jelas membawa Paramore ke level yang lebih tinggi. Paramore mendadak menjadi media darling, bahkan media sempat menjuluki Paramore terlalu Hayley-sentris, Paramore is Hayley Williams. Sayang, kedahsyatan Brand New Eyes dan ekspose media yang begitu besar harus membawa korban ketika Farro Brothers (Josh dan Zac) memutuskan untuk keluar dari Paramore. Banyak pihak dan Parawhore yang menyesalkan keputusan mereka, but the show must go on!
Ditinggal oleh Farro Brothers membuat banyak kalangan pesimis terhadap materi baru Paramore. Bagaimanapun juga Farro Brothers adalah otak dari Paramore dalam 3 album terdahulu mereka. Namun, entah kebetulan atau tidak, sesuai dengan lagu mereka di album Riot! Yang berjudul “For A Pessimist, I’m Pretty Optimistic” Paramore membuktikan meskipun tanpa Farro bersaudara mereka tetap mampu menghasilkan karya. Lewat self-titled album, mereka mencoba menjawab rasa pesimisme berbagai kalangan. Album yang secara produksi nyaris sempurna, secara musikal juga sangat baik, dan tentu saja album yang menghasilkan lagu terbaik yang pernah mereka tulis “Still Into You”.
Go listen: Still Into You, Playing God, Careful
2. Tonight Alive
Ketika band ini merilis “Wasting Away” tahun 2010 yang lalu, berbagai kalangan langsung membandingkan Tonight Alive dengan Paramore. Yep lagu “Wasting Away” memang memiliki fondasi yang sama dengan lagu-lagu lama milik Paramore. Namun Tonight Alive lebih dari sekedar Paramore wannabe. Mereka mampu menjawab berbagai kritikus musik dengan sebuah karya yang bisa dibanggakan.
Band asal Australia ini sudah mengeluarkan 3 album sejauh ini, yakni All Shapes Disguises (2010), What Are You Scared For? (2011), dan The Other Side (2013) dan sebuah EP, Consider This (2010). Jika anda mengikuti perjalanan Tonight Alive dari album pertama mereka, terlihat jelas bahwa mereka dewasa dengan cepat. Satu hal yang tidak berubah dari pandangan adalah semua pasti setuju Jenna McDougall punya range vokal yang luar biasa.
Meskipun album terakhir mereka oleh sebagian kalangan dianggap terlalu pop, namun Tonight Alive sukses membangun fanbase yang kuat. Tonight Alive juga ikut serta dalam beberapa kompilasi seperti Punk Goes Pop 4, dimana mereka meng-cover “Little Lion Man” dari Mumford & Sons.
Go listen: To Die For, Wasting Away, Lonely Girl
3. We Are The In Crowd
Beberapa tahun yang lalu, gue secara nggak sengaja mendapati lagu yang cukup keren waktu mendengarkan kompilasi Take Action vol. 9 dan lagu itu berjudul “Never Be What You Want” dari We Are The In Crowd. Langsung aja waktu itu pasang status “Your new favorite summer artist is here” sembari mengupload foto dari WATIC. Waktu itu masih banyak yang belum paham siapa itu WATiC dan masih sering banget nyebut WATIC kebalik jadi We Are In The Crowd. Fast forward menuju 2014 sekarang mungkin WATIC adalah salah satu band yang akan selalu dicari beritanya.
WATIC sendiri sudah merilis 2 album sejauh ini, mereka adalah The Best Intentions (2011) dan Weird Kids (2014) dan sebuah EP Guaranteed to Disagree (2011). WATIC memainkan musik pop rock dengan sentuhan elektronik di beberapa bagian dan tentu itu merupakan kombinasi yang ciamik bukan? Musik WATIC sangat earcatching, mereka seperti menunjang dan melengkapi vokal milik Tay Jardine dan Jordan Eckes. Vokal Tay Jardine memang unik, tidak tinggi seperti Jenna atau Hayley namun cukup unik, dan ditambah lagi dengan sahutan dari Jordan Eckes yang juga memiliki suara yang cukup unik. Dan gue bisa bilang perpaduan suara antara Tay dan Jordan adalah perpaduan yang pas dan unik, sehingga sulit untuk mendeskripsikannya. Namun, entah kenapa seperti memiliki candu yang bikin kamu terus pengen pencet tombol rewind.
WATIC sendiri cukup sering melakukan cover terhadap musik band lain dan salah satu yang cukup fenomenal adalah saat mereka meng-cover “Sic Transit Gloria.. Glory Fades” milik Brand New. Musik WATIC memang sudah bertransformasi jika kita bandingkan dengan dua rilisan pertama mereka (Guaranteed to Disagree dan Best Intentions) yang sangat menonjol unsur pop rock/powerpop-nya. Weird Kids adalah sebuah bentuk manifestasi dari perkembangan WATIC dan personelnya dan mereka cukup sukses dalam menunjukannya.
Go listen: Never Be What You Want, Rumor Mill, Kiss Me Again
4. Echosmith
Are you cool kid? Echosmith memang termasuk pendatang baru dalam industri musik. Satu tahun yang lalu tidak ada tahu band yang beranggotakan Sierota bersaudara ini, ya mereka semua berasal dari keluarga yang sama. Mereka memang sudah terbentuk sejak 2009 namun mereka tampaknya hanya membutuhkan setahun terakhir untuk benar-benar menunjukkan pada dunia bagaimana musik mereka.
Californian kids ini secara garis besar memainkan musik pop/indie pop. Mereka mulai dikenal publik, khususnya scenester di Amerika, saat nama mereka disebut dalam 100 Bands That You Need to Know versi majalah Alternative Press. Sejak saat itu nama Echosmith seperti tak pernah absen dalam setiap kalender tour, bahkan mereka juga menjadi bagian dari Vans Warped Tour tahun ini.
Go listen: Talking Dreams, Bright, Cool Kids
5. Candy Hearts
Mariel Loveland (Candy Hearts frontwoman) sebenarnya menggunakan band ini sebagai sarana pelampiasan emosi dan perasaanya secara jujur. Segala bentuk kekhawatiran dan imajinasi Mariel itu akhirnya dia tunjukan dalam sebuah musik pop rock 90’s–esque. Jika kita mendengarkan Candy Hearts, kita akan langsung terbayang sebuah lagu dengan sound tahun 90an yang biasanya menjadi soundtrack film-film skateboard/bmx di tahun tersebut. Oh childhood.
Candy Hearts mungkin tidak akan dikenal seperti sekarang jika Chad Gilbert (New Found Glory) tidak pernah mendengar lagu Candy Hearts dimainkan oleh temannya dalam sebuah tur NFG. Chad Gilbert tidak hanya memproduseri dua album milik Candy Hearts (The Best Ways dan album terbaru, All The Ways You Let Me Down) namun juga memblow–up Candy Hearts kepada penonton yang lebih luas.
Jika kita mendengarkan musik Candy Hearts, kita tidak bisa menolak untuk mengikuti irama dari lagu mereka. We just can’t help it. Musik yang catchy memang disukai semua orang dan mungkin saja Candy Hearts akan menjadi band favoritmu.
Go listen: All The Ways You Let Me Down, Bad Idea, I Miss You
6. Oh, Honey
“Thanks the Lord, we are here and now..” salah satu penggalan lirik dari lagu favorit dari duo Brooklyn ini. Jika ada satu kata yang tepat untuk mewakili musik Oh, Honey itu adalah splendid. Oh, Honey membawa pop ke level selanjutnya ketika mereka merilis “With Love” di tahun 2013. They sing a love song but in different way dan mungkin hanya butuh sepersekian detik untuk membuat kamu jatuh cinta terhadap musik mereka.
Sama seperti kisah lagu-lagu lain yang dinyanyikan di episode Glee, Oh, Honey juga mendapatkan berkah saat lagu andalan mereka “Be Okay” dinyanyikan dalam salah satu episode Glee. Saat itulah orang mulai bertanya-tanya siapa band yang membawakan lagu ini. Sejak itulah Oh, Honey mulai dikenal secara luas. Berbicara mengenai “Be Okay”, single dari Oh, Honey, “Be Okay” merupakan lagu yang sempurna saat kamu sedang dalam kondisi tidak menyenangkan dan beat lagunya yang catchy akan membuat kamu menghentakkan kakimu tanpa kamu sadari. They believe you’ll be okay with that.
Go listen: Be Okay, I Love You Will Still Sound the Same, Get It Right
7. PVRIS
Beberapa tahun yang lalu frontwoman untuk sebuah band rock selalu identik dengan wajah pucat, rambut gelap, dan dandanan punk rock. Formula itu seperti terus digunakan oleh para frontwoman dalam penampilannya, hanya saja hanya sedikit yang mampu bertahan seperti Flyleaf. PVRIS bukanlah sebuah pengecualian, mungkin sepintas kamu akan teringat pada VersaEmerge saat melihat PVRIS. At least itulah first impression dari PVRIS.
PVRIS mungkin belum banyak dikenal publik. PVRIS juga bukan band pertama yang mengandalkan heavy distorted guitar. Namun PVRIS membawa kembali the art of song writing ke dalam musik yang mereka bawakan, which is great thing. Sampe saat ini PVRIS memberikan alternatif lain kepada kita di industri musik yang sudah sangat overloaded ini. Yeah they’ll be bigger.
Go listen: St. Patrick, Waking Up
Kita bisa memberi julukan ke mereka; The Presttiest punk, Baddas Babes or Lovelies Ladies, atau terserah kalian menyebutnya apa, tapi yang perlu diingat adalah meskipun mereka wanita, kontribusi mereka dalam dunia musik menjelaskan ke seluruh dunia bahwa wanita cantik dalam dunia musik tidak hanya sebatas menjadi groupies saja, tapi mampu menjadi frontwoman dan memberi pengaruh besar di sebuah band dan tidak sedikit banyak wanita di seluruh dunia menjadikan mereka sebagai Role Models. Well.. keep rawkin, ladies!
Tinggalkan Balasan